Nasi
uduk yang kita kenal biasanya berwarna putih. Yang membedakannya dari
nasi putih biasa hanya rasa gurihnya. Namun bagaimana dengan nasi uduk
hijau dan ungu?
Dua macam nasi uduk itu bisa ditemukan di Rumah Makan Mamih di Sukabumi, Jabar. Rumah makan di Jalan Brawijaya No. 3 itu memang memiliki menu andalan nasi uduk hijau dan nasi uduk ungu.
Ide pembuatan nasi hijau dan nasi ungu ini berawal dari kreasi sang pemilik. “Kalau warna hijau idenya karena bentuk (warna)-nya ke alam. Karena kita ‘kan tempat makannya di luar, jadi yang kehijau-hijauan. Sedangkan yang ungu kita kreasi, unik,” ujarnya.
Warna hijau dan ungu tersebut berasal dari bahan alami. Warna hijau dihasilkan dari bayam dan sedikit cabai hijau. Sementara warna ungu didapatkan dari buah bit dan ubi ungu. “Kita cari buah apa yang bisa menghasilkan warna tanpa dibuat-buat. Semuanya alami,” lanjut Carolina.
Penambahan ubi ungu, sambung dia, diperlukan untuk mengikat warna dan menetralisir warna yang dihasilkan oleh buah bit. “Kalau buah bit, sedikit saja sudah ungu banget. Jadi kalau dengan ubi warnanya jadi lebih menempel dan kalem,” jelasnya lebih jauh.
Favorit Pengunjung
Soal rasa boleh diadu. Kedua nasi ini mempunyai cita rasa yang berbeda dengan nasi uduk kebanyakan. Untuk nasi hijau misalnya, karena menggunakan sedikit cabai hijau, ada efek sedikit panas akan terasa di lidah saat disantap. Namun, rasa itu tidak terlalu mendominasi seperti rasa gurih yang juga dihasilkan. Sedangkan nasi uduk ungu, rasa ubinya cukup mendominasi. Rasa gurih nasi uduk tetap ada, tapi bercampur sedikit rasa manis dari ubi. Menu ini cocok bagi yang tidak suka pedas.
Kedua nasi uduk ini dihidangkan dengan lauk yang cukup lengkap. Satu porsi nasi uduk hijau atau ungu dilengkapi ayam goreng, irisan telur dadar, tempe dan tahu goreng, lalapan, dan tidak lupa sambal. Mirip-mirip seperti nasi timbel, tapi dengan nasi yang lebih unik. Semua nasi dan lauknya disajikan hangat sehingga lebih nikmat dilahap.
Rumah makan ini juga menyediakan beberapa menu lain. Sebut saja nasi bakar, nasi timbel, sup iga, hingga berbagai jenis nasi goreng, kwetiau, dan puyunghai. Kebanyakan menu khas Sunda. Meski banyak variasi menu, kedua nasi uduk itu yang paling diminati. Bahkan, menurut Caroline, “Kalau (nasi) ungunya habis, (nasi) hijaunya habis, dia nggak jadi makan karena memang sengaja yang dicari itu.” Pengunjung tidak hanya dari wilayah Sukabumi, tapi juga dari Jakarta dan Bandung sengaja bertandang ke rumah makan ini.
Minuman Andalan
Selain nasi uduk, rumah makan ini pun menawarkan dua jenis minuman andalan dengan warna menarik. “Kita punya Grenadine Float dan Ice Float Melon,” papar Carolina. Grenadine Float berona merah, sedangkan Ice Float Melon berwarna hijau.
Grenadine Float merupakan campuran dari essens grenadine yang dicampur soda, irisan apel, dan tambahan es krim. Sedangkan Ice Float Melon campuran essens melon, soda, irisan melon, dan juga es krim. Kedua minuman ini terasa manis dan segar. Dengan campuran soda, minuman ini terasa berbeda.
Ada lagi minuman favorit anak-anak, yaitu blue sky. Minuman ini berupa minuman soda berwarna biru yang dicampur susu kental manis putih. Saat disajikan, minuman ini terlihat ada gradasi warna yang menarik, biru di bagian atas, dan lapisan putih di bagian bawahnya.
Untuk mencari lokasi rumah makan ini lumayan sulit karena hanya terlihat seperti rumah biasa. Tempat makannya terletak di bagian belakang rumah pemilik. Di halaman yang luas dan banyak tanaman itu dibuatlah saung-saung. Rumah makan yang buka sejak pukul 9 pagi hingga 9 malam ini dapat menghabiskan 200—300 porsi nasi uduk hijau dan ungu per hari. Belum terhitung pesanan nasi kotak yang juga selalu ada setiap hari.
Untuk menikmati seporsi nasi uduk, tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup membayar Rp14.000. Semua menu makanan dapat dinikmati dengan kisaran harga Rp5.000—Rp20.000 dan minuman Rp2.000—Rp9.000. Sayangnya, setiap hari Minggu, rumah makan ini tutup.
Dua macam nasi uduk itu bisa ditemukan di Rumah Makan Mamih di Sukabumi, Jabar. Rumah makan di Jalan Brawijaya No. 3 itu memang memiliki menu andalan nasi uduk hijau dan nasi uduk ungu.
Ide pembuatan nasi hijau dan nasi ungu ini berawal dari kreasi sang pemilik. “Kalau warna hijau idenya karena bentuk (warna)-nya ke alam. Karena kita ‘kan tempat makannya di luar, jadi yang kehijau-hijauan. Sedangkan yang ungu kita kreasi, unik,” ujarnya.
Warna hijau dan ungu tersebut berasal dari bahan alami. Warna hijau dihasilkan dari bayam dan sedikit cabai hijau. Sementara warna ungu didapatkan dari buah bit dan ubi ungu. “Kita cari buah apa yang bisa menghasilkan warna tanpa dibuat-buat. Semuanya alami,” lanjut Carolina.
Penambahan ubi ungu, sambung dia, diperlukan untuk mengikat warna dan menetralisir warna yang dihasilkan oleh buah bit. “Kalau buah bit, sedikit saja sudah ungu banget. Jadi kalau dengan ubi warnanya jadi lebih menempel dan kalem,” jelasnya lebih jauh.
Favorit Pengunjung
Soal rasa boleh diadu. Kedua nasi ini mempunyai cita rasa yang berbeda dengan nasi uduk kebanyakan. Untuk nasi hijau misalnya, karena menggunakan sedikit cabai hijau, ada efek sedikit panas akan terasa di lidah saat disantap. Namun, rasa itu tidak terlalu mendominasi seperti rasa gurih yang juga dihasilkan. Sedangkan nasi uduk ungu, rasa ubinya cukup mendominasi. Rasa gurih nasi uduk tetap ada, tapi bercampur sedikit rasa manis dari ubi. Menu ini cocok bagi yang tidak suka pedas.
Kedua nasi uduk ini dihidangkan dengan lauk yang cukup lengkap. Satu porsi nasi uduk hijau atau ungu dilengkapi ayam goreng, irisan telur dadar, tempe dan tahu goreng, lalapan, dan tidak lupa sambal. Mirip-mirip seperti nasi timbel, tapi dengan nasi yang lebih unik. Semua nasi dan lauknya disajikan hangat sehingga lebih nikmat dilahap.
Rumah makan ini juga menyediakan beberapa menu lain. Sebut saja nasi bakar, nasi timbel, sup iga, hingga berbagai jenis nasi goreng, kwetiau, dan puyunghai. Kebanyakan menu khas Sunda. Meski banyak variasi menu, kedua nasi uduk itu yang paling diminati. Bahkan, menurut Caroline, “Kalau (nasi) ungunya habis, (nasi) hijaunya habis, dia nggak jadi makan karena memang sengaja yang dicari itu.” Pengunjung tidak hanya dari wilayah Sukabumi, tapi juga dari Jakarta dan Bandung sengaja bertandang ke rumah makan ini.
Minuman Andalan
Selain nasi uduk, rumah makan ini pun menawarkan dua jenis minuman andalan dengan warna menarik. “Kita punya Grenadine Float dan Ice Float Melon,” papar Carolina. Grenadine Float berona merah, sedangkan Ice Float Melon berwarna hijau.
Grenadine Float merupakan campuran dari essens grenadine yang dicampur soda, irisan apel, dan tambahan es krim. Sedangkan Ice Float Melon campuran essens melon, soda, irisan melon, dan juga es krim. Kedua minuman ini terasa manis dan segar. Dengan campuran soda, minuman ini terasa berbeda.
Ada lagi minuman favorit anak-anak, yaitu blue sky. Minuman ini berupa minuman soda berwarna biru yang dicampur susu kental manis putih. Saat disajikan, minuman ini terlihat ada gradasi warna yang menarik, biru di bagian atas, dan lapisan putih di bagian bawahnya.
Untuk mencari lokasi rumah makan ini lumayan sulit karena hanya terlihat seperti rumah biasa. Tempat makannya terletak di bagian belakang rumah pemilik. Di halaman yang luas dan banyak tanaman itu dibuatlah saung-saung. Rumah makan yang buka sejak pukul 9 pagi hingga 9 malam ini dapat menghabiskan 200—300 porsi nasi uduk hijau dan ungu per hari. Belum terhitung pesanan nasi kotak yang juga selalu ada setiap hari.
Untuk menikmati seporsi nasi uduk, tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup membayar Rp14.000. Semua menu makanan dapat dinikmati dengan kisaran harga Rp5.000—Rp20.000 dan minuman Rp2.000—Rp9.000. Sayangnya, setiap hari Minggu, rumah makan ini tutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar